Posted by: putex | October 25, 2008

soempah pemoeda

Hari ini panasnya minta ampun, bikin males banget untuk keluar rumah. Namun apa daya, hari ini tetap harus pergi survey ke Museum Sumpah Pemuda.

Dalam benakku, museum ini seperti tipikal museum pada umumnya di Indonesia. Bangunan kuno gaya arsitektur indis yang berisi pajangan perabot dan foto-foto yang diatur sedemikian rupa di beberapa dindingnya. Kesannya kurang bersih, gelap dan tidak mengesankan untuk dilihat.

Dan ternyata… semua itu benar. Panas yang menyengat sempat membuat saya putus asa. Namun bentuk arsitektur bangunan dengan langit-langit tinggi ini membuat suhu di dalam bangunan lebih adem dan tidak mengurangi semangat saya untuk menjelajahi setiap jengkalnya.

Namun setelah memasuki satu per satu ruangan ini saya kecewa. Karena sekali lagi saya menemukan kegagalan pengelolaan salah satu bangunan cagar budaya yang beralih fungsi menjadi museum ini. (Ngomong-ngomong, saya jadi teringat tugas akhir saya saat kuliah, Infill Design, museum ini harus di ’infill design’, hahahaha..)

Tiket masuknya cukup Rp 750 untuk dewasa, rombongan Rp 250. Untuk anak-anak perorangan Rp 250, rombongan Rp 100. Murah banget kan? Lucunya, harga tiket pameran yang diselenggarakan tanggal 28 Oktober sampai 10 November gratis…tis… Gratis dengan alasan untuk menarik lebih banyak pengunjung. Apa iya dengan begitu jumlah pengunjung bertambah?

Bangunan ini terdiri dari satu bangunan utama dan 1 bangunan tambahan. Bangunan utamanya dibagi menjadi 9 ruangan menurut temanya masing-masing, terdiri dari ruang pengenalan, ruang pertumbuhan organisasi pemuda, ruang konggres pemuda pertama, ruang konggres pemuda kedua, ruang PPPI dan Partai, Ruang Indonesia Muda dan Ruang Tematik. Sedangkan bangunan tambahan digunakan untuk kantor dan ruang pameran.

Sebelum menjadi museum, bangunan ini digunakan sebagai rumah tinggal. Saya masih penasaran bagaimana denah asli bangunan  ini. Sayangnya denah aslinya sudah tidak ada, walau menurut salah seorang yang bekerja di museum disebutkan denah itu pernah ada. Huehehehehe… lha ya orang Indonesia banget, punya aset ga pernah mau merawat dengan baik. Tragis.

Akhirnya, saya pulang dengan tangan hampa, ya… kecuali foto-foto dokumentasi. Bahkan aura bangunan pun tidak sempat saya rasakan. Satu lagi bangunan cagar budaya yang telantar. Apakah seperti ini perlakuan pemuda sekarang pada sejarahnya?


Responses

  1. ditunggu kembalinya ke dunia arsitektur…selamat hari sumpah pemuda!

    • alo okta….
      saya tertarik dengan tulisan lu ini….
      kamu mengerti infill design, apa kamu dari jurusan arsitektur???
      saya sedang ada tugas, apa kamu ada denah bangunan museum sumpah pemuda?? yang ada ukurannya…..
      saya butuh banget… karena pegawai museumnya bilang mereka tidak punya…..
      kalau ada tolong email ke cherish_artz@yahoo.co.id
      thanks ya…^^

      • saya bukan Okta…saya putri… Yup, I know about infill design, itu tugas akhir TA saya…
        Denahnya ga ada, karena pegawai museum memang bilang sudah tidak ada (dulunya ada..dan sudah saya tulis kan?)
        Tapi kalau tidak salah, mereka punya buku tentang museum itu… coba kamu minta, ukuran tepatnya memang tidak ada, tapi bisa untuk patokan… Kalau mau ukuran pasti ya datang langsung ke bangunannya, ukur sendiri, dikira2, bentuknya kan simetris… Thx

  2. dimana ini?

    • di museum sumpah pemuda, jakarta


Leave a comment

Categories