Posted by: putex | July 26, 2009

Bomb

Gw tau tulisan ini telat banget. Tapi pengen nulis tentang bom. Setelah beberapa hari ini ‘ngendon’ di draft mulai tanggal 19 Juli. Gatal deh rasanya kalo ga dikeluarin.

Aksi Teror di Indonesia Pasca Bom Bali II, Kompas

Aksi Teror di Indonesia Pasca Bom Bali II, Kompas

Lagi-lagi ada bom meledak di Jakarta. Belum diketahui secara pasti siapa pelakunya, motif dan modusnya. Untuk ke sekian kalinya kita kecolongan. Sedih sekali melihat dampak yang dihasilkan dari kegiatan teror ini. Bukan hanya menelan korban, namun juga merenggut harga diri sebuah bangsa.

Beberapa minggu ini sering sekali mendengar kata teroris diucapkan. Sebenarnya apa sih arti dari terorisme? Singkatnya, terorisme adalah serangan-serangan terkoordinasi yang menciptakan teror terhadap orang di sekelilingnya. Tujuannya untuk menarik perhatian sehingga masayarakat luas tahu apa yang mereka perjuangkan. Dampak senjata psikologis ini pada akhirnya akan memberikan kepuasan terhadap salah satu pihak. Korban pada umumnya adalah orang yang tidak bersalah. Inilah yang membuat teroris identik dengan sosok yang kejam.

Terorisme sering dihubungkan dengan kegiatan salah satu agama, yaitu Jihad. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Jihad menjadi alasan populer pelaku yang tertangkap atas keterlibatannya dalam aksi teror. Namun, berani mati untuk membunuh sesamanya bukanlah hal yang bisa diterima agama manapun di dunia. Membawa nama suatu agama dalam serangan teror inilah yang membuat dunia ini terpecah belah. Percaya atau tidak, mungkin inilah yang pelaku teror harapkan. Inilah yang mereka perjuangkan. Mereka adalah sekumpulan orang sakit jiwa yang ingin diakui keberadaannya untuk membuat dunia ini hancur. Hancur seperti mereka…

Ironis memang… pamor  Indonesia kembali menurun. IHSG atau kurs mungkin tidak terlalu berpengaruh, demikian pula halnya dengan kegiatan perekonomian. Namun, siapa yang berani menjejakkan kaki di tanah air Indonesia setelah kejadian ini? Kita butuh bertahun-tahun untuk kembali membangun kepercayaan dunia. Setelah sempat bangkit, musibah kembali terulang. Sebenarnya saya gemas sekali melihat semua ini. Orang macam apa yang berkali-kali melakukan kegiatan terkutuk ini?Hati nurani mereka memang sudah tertutup.

Sebenarnya siapa yang diuntungkan dari peristiwa ini? Berkali-kali saya menemukan pernyataan, caci maki, dan olokan bahwa ini adalah ulah Malaysia. Karena Malaysia, MU tidak jadi datang, malah lebih lama tinggal di KL. Karena Malaysia, kita kedatangan buronan nomor wahid, NMTop. Kenapa Malaysia tidak pernah ada bom? Jangan-jangan ini adalah konspirasi Malaysia? Itulah yang sering saya baca di media internet.

Orang Indonesia seharunya lebih waspada. Mengapa mereka memilih Indonesia? Apakah karena rapuhnya sistem kemanan kita? Karakter orang yang cenderung santun dan ramah? atau mungkin karena pamor negara kita yang sedang menanjak di mata Internasional sebagai bangsa majemuk yang bisa hidup bersama? Bisa jadi kita ‘beruntung’ mendapat ‘kesempatan’ untuk menjadi negara pertama basis teroris sebelum mereka menyerang negara tetangga kita. Mengerikan…

Saling mengawasi jika ada kegiatan terselubung di wilayah kita sendiri itu penting. Saling memberitahu bila ada salah satu anggota keluarga yang hilang tanpa sebab, dan kemudian kembali lagi dalan keadaan berbeda. Mungkin saja mereka pernah dicuci otak oleh jaringan teroris. CUCI OTAK. Jangan mau dibodohi oleh ajaran sesat yang mendorong kita untuk membunuh orang lain walau tujuannya membela sesuatu atau mungkin biar masuk surga, atau untuk mendukung ekonomi keluarga. Membunuh tetaplah salah dan tidak akan bisa dibenarkan. Karena manusia tidak berhak mengambil nyawa manusia lain. Emang TUHAN?

Bagaimana dengan pihak yang dirugikan, khususnya umat Muslim? Ajaran ini menjadi ternoda karena disangkutpautkan dengan nama terorisme. Bagaimana ponpes dan ulama yang mengajarkan agama itu bersikaplah yang penting. Jangan mengajarkan orang untuk menganggap agamanya sendiri paling benar. Ajarkan bagaimana ajaran Islam bisa ikut  bersinergi dengan agama lainnya di dunia. Bagaimana menciptakan lingkungan yang rukun dan nyaman. Kalau memang benar pelaku bom bunuh diri adalah lulusan ponpes dan sempat diajar oleh Baasyir dan teman satu angkatan pelaku bom yang lain,  memang tidak bisa dibilang salah kalau beberapa orang mendiskreditkan Islam.

Well, beropini dan berargumen seperti itu memang tidak salah. Mungkin saja semua itu benar kan? Namun, untuk saat ini, kita tidak bisa hanya berdiam diri dan mendengar omongan sana-sini. Kita harus mulai bertindak. Teror ini tidak bisa dibiarkan lebih lama. Saatnya Indonesia untuk kembali bangkit. Bangkit  bersama-sama melawan teror…

Teroris? pulang ke neraka aja deh…


Leave a comment

Categories