Posted by: putex | January 20, 2009

Stasiun Semut Terancam?

fasad stasiun semut

fasad stasiun semut

Surabaya termasuk kota yang memiliki banyak bangunan tua, yang diantaranya dimasukkan ke dalam daftar bangunan cagar budaya. Salah satunya adalah bangunan Stasiun Semut. Stasiun ini sampai sekarang masih digunakan sebagai pusat transportasi, hanya saja yang digunakan bukan di bangunan yang lama. Saat ini bangunan lama ini masih sabar menanti tangan-tangan kritis yang peduli dengan sejarahnya untuk hidup kembali.

Tahun 2005 adalah pertama kalinya saya mengunjungi stasiun ini. Tidak hanya melihat dan mengdokumentasikan, tetapi juga mengobservasinya. Bukan observasi serius, hanya observasi anak kuliahan yang isinya hanya mengangkat masalah kemudian mencoba memberi solusi berupa redesain bangunan yang hasilnya agak di awang-awang.

gembok menuju akses stasiun semut

gembok menuju akses stasiun semut

Saat itu, stasiun ini sudah dibongkar, kayu-kayu jati dan besinya banyak yang sudah hilang, dinding sudah banyak yang retak dan berlubang namun masi sanggup berdiri kokoh. Atap hanya tinggal rangka, gagang pintu pun banyak yang hilang. Banyak kotoran burung di mana-mana. Namun keelokannya masih terlihat. Bangunan ini tetap terlihat cantik secara arsitektural. Agak mirip dengan fasad Stasiun Gubeng.

Saat ini, tahun 2009, saya kembali ke sana. Saya takjub (entah, mengapa saya selalu menggunakan kata ini untuk menggambarkan perasaan shock saya, hahaha). Karena stasiun ini sudah tidak bisa dilihat apalagi dinikmati karena tertutup seng besi berwarna biru-oranye sepanjang fasad. Seluruh akses menuju bangunan ini secara langsung tertutup (tapi sepertinya saya melihat celah kecil yang bisa dilalui satu orang yang cukup kurus).

fasad stasiun semut sekarang

fasad stasiun semut sekarang

becak di stasiun semut

becak di stasiun semut

pasar atum mall

Jadi teringat survei dualisme...

Ada seorang bapak yang menyarankan saya masuk dari area parkir. Saya tidak peduli itu area parkir apa, kelihatannya seperti parkir pengunjung. Akhirnya saya masuk dan kembali melakukan dokumentasi.

Saya kembali takjub, karena Pasar Atum lama, yang didesain oleh Ir Harjono Sigit Bahrul Salam, sebagai latar belakang bangunan Stasiun ini sudah berubah total. Tidak tanggung-tanggung, warnanya cerah ceria, merah-kuning-hijau-biru (kaya pelangi aja).

semut dari dalam ke arah pasar atum

semut dari dalam ke arah pasar atum

area Semut yang dipakai untuk parkir karyawan Pasar Atum

area Semut yang dipakai untuk parkir karyawan Pasar Atum

Walaupun Pasar Atum lama masih ada, tapi kan yang kelihatan yang baru itu, yang jadi mal. Wow, who’s the architect? How come? Please, somebody explain to me…

FYI, di Surabaya banyak bangunan bertingkat yang mangkrak dan tidak berfungsi dengan baik karena sasarannya tidak tepat. Semua berawal dari faktor ekonomi, pemasukan kas yang lebih besar. Tapi, lihat hasilnya…

Lagi-lagi saya ditegur satpam (entah mengapa saya selalu menjadi salah satu perhatian mereka, apakah ini karena aura saya, hahaha, atau mungkin karena kamera saya ya?), bahwa kalau mau motret-motret harus seijin pihak manajemen Pasar Atum. What? Lalu saya nanya, kenapa bangunan ini ditutup, sekarang dipegang oleh siapa dan kenapa harus meminta ijin Pasar Atum? Emang Pasar Atum yang punya? Satpam menjawab bahwa harus minta ijin karena area stasiun semut itu digunakan untuk parkir karyawan Pasar Atum Mal.

PARKIR KARYAWAN? IJIN? PASAR ATUM MAL? Apakah sekarang bangunan Stasiun Semut milik manajemen Pasar Atum Mal? Ini yang aku tahu menurut beberapa media, PT Prosam Plano yang mengelola Pusat Perbelanjaan Pasar Atum Surabaya (TEMPO Interaktif, Surabaya) Sedangkan yang menjadi investor Stasiun Semut adalah PT Senopati Perkasa (Jawa Pos), yang sempat melakukan pembongkaran bangunan sekitar tahun2004.

Saya kecewa, baru ditinggal 4 tahun saja sudah begini. Apalagi 10 tahun lagi. Mungkin bangunan-bangunan cagar budaya di Indonesia makin tidak punya tempat tergantikan mal-mal tidak penting yang isinya ya cuma barang dan tempat makan…


Responses

  1. Mungkin satpamnya minta di foto put.. baru abis itu dikasih ijin. Rayu-rayu dikit doonk. Btw gw pernah motret suasana imlek pasar atumnya (didalem), trus ditanya satpam apa sudah ijin & disuruh ikut. Ternyata gw malah di bawa ke kantor pemasaran dan ketemu orang marketingnya. Jadi, hubungungannya apa ijin dgn marketing?! apa disuruh sewa lokasi disana..bwahahaha

  2. sedih…


Leave a comment

Categories